Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

PEREMPUAN DALAM INGATAN

Gambar
Ia menjelajah labirin ingatan Yang diingatnya hanyalah awal Langkah kedua ia telah tersesat Dan tidak kunjung pulang

ANAK-ANAK PANTAI

Gambar
Mereka mengenali buih laut yang pecah lalu berhamburan dalam setiap debur debar jantung mereka namun sesekali ada yang menggelinding angkuh menuju embun yang tertampung dalam danau di mata mereka

BOCAH PEMILIK SENJA

Gambar
I Di matamu hari berganti tanpa rupa memantulkan para penghuni semesta dalam bara beraroma musim tanpa takaran hujan dan kemarau dari surga

DIA YANG DIPANGGIL PEREMPUAN

Gambar
Tubuhnya adalah sususan ribuan sel yang bernama tekad Tempat di mana duri-duri mawar tak ingin pindah Meski pada jarak sebait puisi Mimpinya adalah tumpukan jejak yang ia ambil di sisi kekasihnya Ia hanya ingin menyusuri setapak di kaki bukit Meski jarak tak sesingkat sebait puisi

BERJALAN DI ‘TUBUH’ SUMBA (TANA HUMBA)

Gambar
Saya membuka Lyra, laptop kesayangan saya dan melihat ada banyak foto di sana. Sambil melihat-lihat, saya mengingat setiap kejadian-kejadian yang ada hubungannya dengan foto itu. Demi membuat foto-foto yang mulai membuat ruang penyimpanan pada Lyra  penuh menjadi lebih bermanfaat, saya memutuskan untuk membuat catatan singkat tentang foto-foto itu dengan mengandalkan kekuatan ingatan saya yang tidak seberapa ini dan mencoba memaksimalkan kemampuan retrival saya terhadap memori yang pernah ada. Dari mana semua foto-foto itu? dari hasil jalan-jalan saya, walau pun tidak benar-benar jalan-jalan sih hahahah ada yang hasil jalan-jalan karena kerjaan kantor, ada yang dari aktivitas-aktivitas komunitas, ada yang kebetulan sama-sama dengan teman dan sebagainya. Tapi apa pun itu, pastilah semuanya tentang Sumba.

TENTANG TAMAN BACA ‘BUKIT BUKU’ DI MAULIRU – SUMBA TIMUR - NTT.

Gambar
Diskusi Memulai sesuatu memang susah, tapi mempertahankan apa yang sudah dimulai membutuhkan lebih dari sekedar keinginan memulai. Membutuhkan keberanian dan niat yang jauh lebih besar. Seperti memulai membangun taman baca ‘bukit buku’ Mauliru. Rasanya sangat bercampur aduk. Antara bingung, bersemangat dan penasaran bahkan pesimis hehehe.

PEREMPUAN YANG BERNAMA NIA

Gambar
Ada Matahari terbit dari tubuh gemulaimu Menggelinding diam-diam menjelma detak dalam dada Sesekali terdengar irama kadingang Sesekali terdengar irama kabokang Selebihnya kau dentumkan irama hidupmu

Bocah La Humba

Gambar
Aku yang tak mahir mendaraskan doa Melalui angin yang lihai menyusup di sela dinding-dinding karang tanpa tepian dengan wangi kemarau yang berdebu, kusam dan membiru

Apa Yang Ingin Kau Rayakan? (Untuk para bocah la padang)

Gambar
  Apa yang ingin kau rayakan jika semesta mereka telah kau pasung dengan rantai bermata elang dan tembok bertubuh singa

ANAK TANGGA KESEKIAN

Gambar
  Anak tangga kesekian Dan kita mulai mengenali arah doa, wajah tuhan, lalu berhasil memungut angka yang pernah kita jebak dalam lembaran kalender yang terselip di ingatanmu tentang langit, tentang awan, tentang semesta

KEPADA PENGEMBARA

Gambar
Mengembaralah sampai jauh Sampai kau tuntaskan setapak-setapak mimpi  yang berhasil kau rengkuh di sela ranum bibir ibumu

ANAK-ANAK SUNGAI

Gambar
Di Lai Nggadung kalian menertawakan mimpi buruk semalam sambil menyelam di dasarnya mencoba menemukan butir-butir rembulan  yang kalian sembunyikan dihari pelangi tak muncul dalam rupa bias warna 

SURAT UNTUK RIX (3)

Gambar
Saya sedang kota yang selalu dingin Rix, Kau tau, saya selalu rindu kau Masih berapa jauh perjalananmu? Hai Rix, sehat? Semoga iya. Saya juga, sehat! Ada di Indonesia bagian mana kau sekarang? Eh masih di indonesia kan? Kapan pulang Rix?

TENTANG SUMBA DAN KEGELISAHAN SEORANG PEREMPUAN

Gambar
Sebuah pekerjaan pernah membuat saya terhubung dengan banyak orang yang dengan caranya masing-masing berjuang untuk mempertahankan keseimbangan alam di Sumba. Salah satunya adalah para pejuang pertanian organik. Ketika saya bertanya, alasan menggunakan pupuk organik di tengah tawaran pupuk kimia yang menggiurkan, seorang petani separuh baya dengan kulit hitam legam terbakar matahari serta keriput yang mulai muncul diwajahnya berkata “Saya mau kasih tanah ke anak saya nanti. Mungkin tidak banyak karena harus dibagi-bagi, tapi saya punya tanah harus bisa menghasilkan juga. Saya punya tanah harus tetap sehat supaya saya punya anak juga bisa dapat hasil dari itu tanah.” dialek Sumba yang kental terdengar dari mulutnya yang tetap sibuk mengunyah sirih pinang.

TENTANG BEKERJA DI TIGA KABUPATEN BERBEDA DI PULAU SUMBA

Gambar
Suasana kota Waikabubak, kota tempat tinggal saya sekarang Pertengahan tahun 2018. Saya tidak merasakan waktu berlalu begitu cepat, begitu pula sebaliknya. Saya selalu menikmati semuanya dengan santai. Sejak wisuda tahun 2015 dan pulang ke Kabupaten Sumba Timur pada tahun yang sama, saya sudah bekerja di tiga kabupaten berbeda di pulau Sumba. Yang pertama adalah kabupaten Sumba Timur lalu di ujung sumba lainnya yakni kabupaten Kabupaten Sumba Barat   Daya, dan saat ini di kabupaten Sumba Barat.

2018 dan sebuah harapan sederhana ^_^

Gambar
Tidak ada satu pun catatan yang saya posting di tahun 2017 dalam blog ini. Saya menyesal melewatkan tahun luar biasa itu tanpa satupun catatan sebagai kenangan. Entahlah, mungkin saya terlalu terlena menikmati berbagai hal baik dan menyenangkan atau mungkin saya memang malas menuliskannya dalam blog lantaran selama 10 bulan sejak maret 2017 hingga desember 2017 saya menjalani pekerjaan yang membuat saya harus menuliskan banyak hal di dua kabupaten, sumba barat dan sumba barat daya.