Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 16, 2014

KUPU-KUPU HITAM

Hari masih pagi ketika kau datang dan mengetuk pintu kosku. Kau membangunkanku dari mimpi indahku. Dan aku lalu membuatkanmu teh. Aku hanya menyodorkannya dengan tanganku. Namun, tidak seperti biasanya, kau bukannya menerima gelas teh itu tapi malah menyuruhku menyimpannya di meja. Kau juga tidak langsung meneguknya seperti biasa. Sejak pertama membuatkanmu teh, kau tidak pernah berkomentar tentang rasanya. Selalu kau anggap pas. Padahal terkadang gulanya kukurangi seperti saat ini, diakhir bulan kita harus berhemat. Kukurangi jatah gulamu dan di gelasku tak ada gula sama sekali. Tidak apa-apa, selalu seperti ini, aku tak butuh manisnya, aku hanya merasa senang saja merasakan ada aliran panas mengalir dalam tubuhku.

MENCINTAI DENDAM

Apa yang kau temukan dalam tatapan mataku adalah yang tak pernah kulihat. Kusebut itu kerinduan. Rindu yang teramat dalam, yang digali menggunakan pedang-pedang milik sang waktu yang amat tajam, membuatnya terlampau sakit dengan luka yang terus menganga. Bahkan sering menenggelamkanku dalam keheningan yang nyata. Di sana, adalah kejujuran yang paling jujur. Itu sebabnya aku selalu menunduk jika berbicara denganmu. Sungguh, aku tak berniat menyakitimu, hanya saja, aku merasa bahwa untuk itu aku harus menutup semua kejujuran itu.

THE LAST (I Promise)

Aku tersadar kini. Dan kuakui aku suka cara Tuhan merangkai kisah hidupku.   Awalnya begitu berat untuk kupahami, bahkan terkadang aku menolak untuk memahaminya. Aku membantah kenyataan bahwa kau dan aku tak harus bersama. Bagiku keindahan yang ada padamu adalah wujud hadiah Tuhan untukku. Bagiku pertemuan kita, adalah cara Tuhan untuk mengatakan bahwa kita adalah sepasang kekasih yang akan hidup bahagia selamanya.