KUPU-KUPU HITAM
Hari masih pagi ketika kau datang dan mengetuk pintu kosku. Kau membangunkanku dari mimpi indahku. Dan aku lalu membuatkanmu teh. Aku hanya menyodorkannya dengan tanganku. Namun, tidak seperti biasanya, kau bukannya menerima gelas teh itu tapi malah menyuruhku menyimpannya di meja. Kau juga tidak langsung meneguknya seperti biasa. Sejak pertama membuatkanmu teh, kau tidak pernah berkomentar tentang rasanya. Selalu kau anggap pas. Padahal terkadang gulanya kukurangi seperti saat ini, diakhir bulan kita harus berhemat. Kukurangi jatah gulamu dan di gelasku tak ada gula sama sekali. Tidak apa-apa, selalu seperti ini, aku tak butuh manisnya, aku hanya merasa senang saja merasakan ada aliran panas mengalir dalam tubuhku.