Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 12, 2014

RAMBU DI DERMAGA WAINGAPU

“Kau harus pulang.” “Tidak.” “Pulanglah, tidak ada yang bisa kau lakukan di sini.” “Aku akan pergi.” “Pulang?” “Tidak” “Kemana?”

DI SINI

Kau menyebut namaku, dia dan mereka dengan aliran pekat dalam matamu yang beraroma gosong kata di hadapan beliau yang kita segani, seolah dengan begitu dendammu terlunaskan. Walau sejujurnya aku tak mengerti tentang apa yang sudah kau keramatkan tentang sebuah dosa yang membuatku terlihat begitu menjijikkan di matamu. Kau bakar habis namaku dengan rincian-rincian dosa yang hingga kini aku tak tau, dosa siapa yang kau katakan itu, hanya saja selalu kudengar namaku kau sebutkan dengan irama detak jantung yang tak lagi tenang.

PEREMPUAN

Aku masih mengingatnya. Perempuan itu. Yang menangis tersedu ketika dibawa oleh bidan menuju ruang operasi. Yang ketika kutatap matanya, aku langsung mengingatnya. Dia teman lamaku. Teman dekatku beberapa tahun lalu. Teman menyulam janji sekaligus teman yang mengingkari janji. Teman yang meninggalkanku lebih dulu.