TENTANG SUMBA DAN KEGELISAHAN SEORANG PEREMPUAN
Sebuah pekerjaan pernah membuat saya terhubung dengan banyak orang yang dengan caranya masing-masing berjuang untuk mempertahankan keseimbangan alam di Sumba. Salah satunya adalah para pejuang pertanian organik. Ketika saya bertanya, alasan menggunakan pupuk organik di tengah tawaran pupuk kimia yang menggiurkan, seorang petani separuh baya dengan kulit hitam legam terbakar matahari serta keriput yang mulai muncul diwajahnya berkata “Saya mau kasih tanah ke anak saya nanti. Mungkin tidak banyak karena harus dibagi-bagi, tapi saya punya tanah harus bisa menghasilkan juga. Saya punya tanah harus tetap sehat supaya saya punya anak juga bisa dapat hasil dari itu tanah.” dialek Sumba yang kental terdengar dari mulutnya yang tetap sibuk mengunyah sirih pinang.