BERJALAN DI ‘TUBUH’ SUMBA (TANA HUMBA)
Saya membuka Lyra, laptop kesayangan saya dan
melihat ada banyak foto di sana. Sambil melihat-lihat, saya mengingat setiap
kejadian-kejadian yang ada hubungannya dengan foto itu. Demi membuat foto-foto
yang mulai membuat ruang penyimpanan pada Lyra penuh menjadi lebih
bermanfaat, saya memutuskan untuk membuat catatan singkat tentang foto-foto itu
dengan mengandalkan kekuatan ingatan saya yang tidak seberapa ini dan mencoba
memaksimalkan kemampuan retrival saya terhadap memori yang pernah ada. Dari
mana semua foto-foto itu? dari hasil jalan-jalan saya, walau pun tidak
benar-benar jalan-jalan sih hahahah ada yang hasil jalan-jalan karena kerjaan
kantor, ada yang dari aktivitas-aktivitas komunitas, ada yang kebetulan
sama-sama dengan teman dan sebagainya. Tapi apa pun itu, pastilah semuanya
tentang Sumba.
S U M B A.
SUMBA
Ketik kata itu di google dan lihat apa yang
muncul. Wisatanya. Ya, tidak heran dengan apa yang terlihat. Akhir-akhir ini Sumba
memang menjadi sasaran wisata. Alamya, budayanya, orang-orangnya dan semua
tentang Sumba adalah alasan Sumba menjadi target yang menggiurkan bagi para
penikmat pariwisata. Bukan hanya penikmat wisata, bahkan investor pun
berdatangan dan memanfaatkan Sumba sebagai lahan uang mereka.
Sumba adalah salah satu dari tiga pulau besar di
NTT yang memiliki empat kabupaten dalam wilayah administrasinya yakni Sumba
Barat Daya ibukotanya Tambolaka, Sumba Barat ibukotanya Waikabubak, Sumba
Tengah ibukotanya Waibakul dan Sumba Timur ibukotanya Waingapu.
Sumba
memiliki dua bandara yang bisa dimanfaatkan jika ingin berkunjung. Bandara Umbu
Mehang Kunda yang berada di Sumba Timur dan bandara Tambolaka di Sumba Barat
Daya. Selain itu jalur laut juga bisa digunakan melalui pelabuhan Waikelo di Sumba
Barat Daya dan Pelabuhan Waingapu.
Apa yang menarik di Sumba? Banyak! Pantai, bukit,
padang, tarian, ritual, dan budaya
lainnya. Aktivitas bertani, beternak, nelayan, menenun, menganyam dan lainnya.
Kebiasaan anak-anak, orang tua, anak muda, baik laki-laki dan perempuan. Sekian
banyak ternak di jalanan, seperti kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lainnya
yang kadang membuat kita harus hentikan kendaraan demi memberi jalan kepada
terak-ternak itu dan sebagainya. Banyak hal yang menarik di negeri Marapu ini.
Tapi di balik keindahannya, Sumba juga
menyembunyikan banyak hal yang membuat hati menjadi gelisah. Misalnya angka
perdangangan manusia yang masih sangat tinggi, kasus pencurian yag masih
banyak, beberapa kejadian kekerasan seksual masih juga saya dengar bahkan
korbannya adalah anak-anak, pertengkaran yang berujung maut karena masalah tanah,
terancamnya eksistensi kepercayaan lokal, pernikahan anak usia dini yang masih
terjadi, pembangunan berbasis investor, festival berbasis pariwisata yang
perlahan-perlahan menggeser nilai-nilai kebudayaan dan sebagainya.
Ah menjadi perempuan yang lahir dari rahim
perempuan Sumba lainnya dan menghabiskan sebagian besar masa hidup di pulau ini
menjadikan saya seseorang yang sangat jatuh cinta dengan semua hal yang ada di pulau
ini.
Jauh dalam diri saya, cinta itu menuntun saya
pada satu bentuk pengorbanan yang menjadikan saya anak muda yang selalu bangga
sekaligus gelisah.
Saya bangga pada sekian banyak hal baik dan indah
di pulau ini, namun saya tidak bisa berdiam dalam zona kebanggaan itu dan
mengabaikan banyak hal lainnya untuk kemudian bertingkah seakan semuanya hal
indah ini tanpa cacat. Saya memilih menjadi anak muda Sumba yang melakukan
hal-hal yang bisa saya buat meski itu hanya hal-hal kecil.
Bagi saya, Sumba bukan sekedar pulau, Sumba
adalah rumah.
Bagi saya, Sumba adalah tujuan sekaligus tempat
untuk pulang.
Bagi saya, Sumba keindahan sekaligus kegelisahan
yang membuat jantung selau berpacu dengan irama yang membuatnya tetap hidup.
Bagi saya, Sumba adalah doa yang teduh.
Semoga sekian banyak perjalanan menjelajah pulau
ini bisa menjadikan saya mejadi pribadi yang lebih baik untuk Sumba, untuk tana
Humba, untuk negeri Marapu.
Komentar
Posting Komentar