MENJAGA INGATAN TENTANG MALAM PENCARIAN DANA PEMBANGUNAN GEREJA DI STASI SANTA MONIKA MAULIRU


Gereja stasi Santa Monika Mauliru

Beberapa bulan lalu Stasi Santa Monika Mauliru baru saja mengadakan malam pencarian dana yang berlangsung selama 21 hari sejak malam pembukaan tanggal 10 juli 2016 yang lalu. Kegiatan ini diadakan sebagai salah satu bentuk pencarian dana untuk membangun gereja stasi Santa Monika Mauliru. Acara ini dibuka tanggal 10 juli 2016 oleh wakil bupati sumba timur dan di tutup pada tanggal 31 juli 2016 oleh kepala kantor kementrian agama sumba timur.

Walau pun sempat ragu dan pesimis dengan kegiatan ini, namun dengan modal nekat dan semangat dari banyak pihak akhirnya kegiatan ini pun berhasil dilakukan. Sebagai salah panitia tentu saja saya juga turut berpartisipasi dimulai sejak persiapan hingga selesainya acara malam dana, walau pun keterlibatan saya tidak seberapa bila dibandingkan dengan teman-teman lainnya hehehehe.
Kegiatan malam dana ini meliputi pertandingan dan acara hiburan lainnya. Pertandingan yang ada adalah volly putra/i, pertandingan futsal putra/i untuk kategori umum serta anak-anak dan remaja, tarik tambang, selain pertandingan tersebut disediakan juga paggung hiburan yang menampilkan berbagai jenis tarian daerah oleh umat stasi Mauliru mau pun desa tenau. Tarian-tarian tradisional dibawakan oleh adik-adik temu minggu hingga ibu-ibu dan bapak-bapak dalam balutan kain-kain sumba yang cantik. Selain tarian panggung hiburan juga diisi oleh dance modern oleh adik-adik temu minggu dan sekami yang juga melibatkan adik-adik dari desa tetangga. Di panggung hiburan juga dipentaskan sebuah drama yang melibatkan teman-teman OMK stasi Santa Monika Mauliru. Selain pertandingan dan pementasan panggung, terdapat juga beberapa stan di lokasi kegiatan, seperti dua tempat lempar gelang, dua kios yang menjual makanan dan minuman baik yang dingin maupun panas, serta menjual RW. Untuk dapat menikmati semua pertandingan dan pertunjukan itu, tentu saja pengunjung harus membayar karcis masuk yakni seharga Rp 5.000,00 bagi orang dewasa dan Rp 2.000,00 bagi anak-anak.
Terlepas dari berapa keuntungan yang didapatkan dari kegiatan ini untuk menambah angka saldo pembangunan gereja tentu saja ada banyak hal positif lain yang didapatkan sebagai imbas dari kegiatan ini. Saya sendiri juga merasakan banyak hal postif lainnya, karena itu saya bersyukur sekali karena saya bisa dilibatkan dalam kegiatan ini sebagai panitia seksi acara. Misalnya beberapa contoh hal positif yang akan saya jabarkan.
Seksi acara bukanlah sesuatu yang saya sukai sejak jaman kuliah dulu. Saya tentu saja lebih sering berada di seksi konsumsi atau pun seksi usaha dana, sampai-sampai ada teman yang mengatakan jika ingin mencari nama Diana Timoria dalam kepanitiaan, cari saja di kedua seksi itu. Ya benar, kalau tidak salah ingat hanya sekali saya berada di seksi acara. Kenapa saya tidak menyukai seksi acara? Tentu saja bukan karena saya gagap bicara jika berada di depan banyak orang, meski pun koleksi kata-kata saya tidak banyak tapi tetap saja, bicara di depan banyak orang bukan hal yang baru bagi seorang alumni fakultas kesehatan masyarakat sekaligus peikmat sastra yang sering melakukan penyuluhan dan memberikan materi tentang menulis fiksi. Alasan sederhana dan utama kenapa saya paling malas berada di seksi ini adalah tuntutan penampilan yang harus rapi! Untuk orang seharanggat saya, berpenamiplan rapi memang merupakan tantangan. Tapi saya berhasil melewatinya. Dan untunglah rapi versi saya masih bisa dimaklumi oleh semua yang hadir pada acara malam dana walau pun untuk beberapa kali membawa acara saya masih dengan kebiasaan saya, kaos, kemeja dan jins.
Selain berhasil melewati tantangan sebagai seksi acara yang membuat saya menuai predikat cerewet, saya juga pada akhirnya makin akrab dengan beberapa teman-teman OMK di stasi Santa Monika Mauliru yang biasanya jika bertemu hanya senyam senyum saja, sekarang jadinya cengir ceria sambil hampir bersorak. Jika biasanya tidak pernah duduk dan bercerita, sekarang jadinya kita tertawa dan marah untuk banyak hal. Jika biasanya kita cangungg untuk saling menyapa sekarang berteriak pun bisa dilakukan. Dan saya senang.
Pertandingan voli memang bukan sesuatu yang asing bagi saya walau pun sudah lama saya tidak bermain voly. Sejak masuk SMA dulu minat saya terhadap voli menurun drastis setelah mengetahui isi perpustakaan SMA tempat saya sekolah dulu. Namun tetap saja, ketika disuruh menghitung point dalam pertandingan voli pada malam dana itu saya masih kesulitan. Beberapa kali Rudi Retang dan Elvis (dua diantara beberapa OMK stasi Santa Monika Mauliru yang paling usil) memanggil saya untuk menuliskan point pada beberapa kali pertandingan voly jika kebetulan malam itu tidak ada acara panggung. Awalnya saya menolak dengan alasan paling jujur: “saya tidak tau menuliskan point.” Tapi mereka tetap menyuruh saya dengan alasan paling logis: “kan sudah ada formatnya, tinggal diisi, nanti juga terbiasa.” saya menyerah. Tapi keuntungannya adalah: saya bisa nonton voli sambil duduk manis tanpa terhalangi kepala penonton lain yang berjubel di sekeliling lapangan meski kepala saya sempat dihantam bola yang datang dari arah lapangan volly putra.
Ah ada banyak hal lain yang bisa diceritakan dimalam dana ini. Rasanya menyenangkan meski pun melelahkan. Meski pun ada beberapa dinamika yang terjadi (namanya juga kegiatan yang melibatkan banyak orang, pasti ada dinamikanya donk), namun semuanya mampu diatasi tanpa perlu digaungkan dengan berlebihan. Keamanan pun terjaga, dan saya cukup salut untuk yang satu ini. Bagaimana pun juga, Mauliru memang rentan terhadap kekacauan yang biasanya di sebabkan oleh para pemabuk. Namun saat itu, semuanya berhasil diatasi dengan tenang.
Berakhirnya malam dana ini, tentu saja bukan berarti barakhir pula usaha pencarian dana yang dilakukan oleh stasi Santa Monika Mauliru, perjalanan masih panjang untuk sampai pada tujuan. Setelah ini tentu saja berlembar-lembar kain tenunan yang sedang dikerjakan oleh ibu-ibu stasi Santa Monika Mauliru akan siap menjadi penambah saldo untuk pembangunan gereja stasi Santa Monika Mauliru tercinta.
Lihat kan? Semuanya berlomba untuk ambil bagian juga dalam pembangunan ini. Saya juga mau terus mengambil bagian dengan apa yang bisa saya lakukan meski mungkin tidak seberapa. Karena seperti mereka, saya pun menyukai semua proses yang sudah saya lewati di rumah ini. Seperti mereka, saya pun mencintai Stasi Santa Monika Mauliru.

O iya,,, selamat memasuki bulan rosario untuk semua umat gereja kecil di atas salah satu bukit di mauliru yang juga dikelilingi sawah yang membentang dan jejeran kuburan tua.

Salam
Diana Timoria
Salah satu OMK yang tidak pernah ikut koor hehehehehe

Catatan:
Maaf baru menuliskan ini, karena ada sedikit kesibukan akhir-akhir ini dan saya juga perlu ke warnet untuk memposting ini hehehehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG MENYUKAI SEORANG FRATER

BENTANGAN LANGIT SIANG HARI