AIRA

 
Engkau yang menjelma embun bagi pagi yang terbata-bata mengintip semesta
Sekujurmu adalah kebeningan yang tak lupa diteteskan doa dari aliran darah di surgamu


Engkau yang pernah  tabah  berlari menyusuri labirin tanpa langit
Telapakmu adalah jejak yang senantiasa biru

Engkau yang telah usai berziarah dalam rahim ibumu
Tangismu adalah keheningan yang tak pernah lelah terbaca ayahmu

Engkau yang kerap terlelap merindukan rembulan
Mimpimu adalah dongeng yang telah kau mulai

Engkau yang adalah Aira
Mahirlah menerka musim di negeri kita                    
Mahirlah menyusup di antara hamparan ilalang di sabana kita
Jatuh cintalah pada leluhur yang pernah kau jumpai di semesta jantungmu

Mauliru, Oktober 2016
Diana Timoria


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG MENYUKAI SEORANG FRATER

BENTANGAN LANGIT SIANG HARI