TANGAN


“Kapan saat kau merasa tanganmu sangat cantik dan berharga? Saat kau memakai kuteks?”

“Tidak. Sampai sekarang saya masih tidak mengerti kenapa para wanita mewarnai kuku mereka, kecuali jika mereka memang memiliki pembantu yang bisa memasak dan mencuci untuk mereka.”

“Lalu kapan? Saat kau menulis, menggambar atau membidik senja?”

“Memang benar, hal-hal tersebut adalah hal menyenangkan yang bisa membuat saya bersyukur mempunyai tangan yang bisa bekerja sama dengan hati dan pikiran saya dan selalu berhasil membuat saya merasa baik-baik saja. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya hidup tanpa melakukan hal-hal tersebut, tapi ada hal lain yang membuat,,,,,”

 “Saat kau menggenggam tangan kekasihmu?”

“Kau mungkin tidak akan pernah bisa menduga seberapa besar kebahagiaan yang saya rasakan ketika dia menggenggam tangan saya meski dalam waktu singkat pada sepenggal lintasan perjalanan senja itu. Kau tahu betapa saya sangat ingin mengulang moment manis itu? Sayangnya saat ini saya hanya bisa menggenggam tangannya dalam doa.”

“Jadi itu saat kau merasa tanganmu berharga?”

“Ya, itu memang hal yang membahagiakan, tapi seberapa besar pun rasa bahagia saya waktu itu, ada satu  saat di mana saya sadar betapa cantik dan berharganya tangan saya meski pun telapak saya kasar dan kuku saya tidak memakai kuteks aneka warna.”

“kapan?”

“Saat saya mengusap air mata di wajah mama.”

.............................................................

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TENTANG MENYUKAI SEORANG FRATER

BENTANGAN LANGIT SIANG HARI